HOPE IS
A DREAM THAT NEVER SLEEP
Disusun
Oleh:
Wisnu Maulana (17315190)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan dan dapat
menyusun makalah tentang “Hope is a dream that never sleep”. Guna memenuhi
tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan maklah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna. Oleh karen itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
membangun yangg dtunjukan demi kesempurnan makalah ini. semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak.
Depok, 12 Juni 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang luar biasa
kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual.
Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya.
Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya
harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang,
dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu
pada seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda
dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/
proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi di
mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut
menjadi nyata sangatlah kecil.
Harapan dan
rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita
punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai
perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita
maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita
dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari manusia?
2. Apa pengertian dari Harapan?
3. Bagaimana hubungan antara manusia
dan harapan?
4. Contoh contoh apa sajakah dari
hubungan antara manusia dan harapan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manusia.
2. Untuk mengetahui pengertian
harapan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara
manusia dan harapan.
4. Untuk mengetahui contoh dari
hubungan antara manusia dan harapan.
BAB
II
HOPE IS A DREAM THAT NEVER SLEEP
2.1 Pengertian
Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
1.NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal.
Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang
2.ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang
berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam
tubuh yang fana"
3.UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur
roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik
4.OKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang
tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar
5.KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri
dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan
6.I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
7.OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia
adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi
(badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor
keturunan dan lingkungan
8.ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya
ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
9.PAULA J. C & JANET W. K
manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara
kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan
berbagai kemungkinan.
2.2. Pengertian
Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya.Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu
membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang
yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang
banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan"Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa.
Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Contohnya Budi
seorang mahasiswa STMIK Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan didalam
ujian semester mendapatkan angka yang baik
Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai
menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia
yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu berusaha bersungguh-sungguh dengan
usahanya.
Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan
Budi dan Hadir ialah terjadinya buah keinginan, karena itu mereka bekerja
keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenal
lelah. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang
diharapkan. Jadi untuk rnewujudkan harapan itu hares disertai dengan usaha yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka
harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi
bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat
persamaam yaitu :
keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud
pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang
menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
2.3. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap
lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah
suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang
luput dari pergaulan hidup. Ditengah - tengah manusia lain itulah, seseorang
dapat hidup dan berkembang balk fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada
dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang
sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau
harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya
orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga
mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak
tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan,
karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip
dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar
sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia
memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus
mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat
pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup
bersama dengan manusia lain.Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai
bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat
dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah.
(sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja
sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat
terbatas, baik kemampuan fisilc/jasmaniah maupun kemampuan betpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia
atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)kelangsungan hidup (survival)
b)keamanan ( safety )
c)hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be
loving and love)
d)diakui lingkungan (status)
e)perwujudan cita-cita (self actualization)
Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang,
ppangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat
sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia
telah mengharapkan diberi makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terns
berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang,
semula hanya berupa perlindungan/kemanan, untuk melindungi dirinya dan cuaca.
Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan
kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan
lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau
rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena nunah itu sebagai tempat
berlindung, dan panas, gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan
papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan
yang tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan
terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan, harapan apa yang
diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir
ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda
minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam
setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa
aman tidak hams diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun
orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara
memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya
dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah
memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan
manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak
jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok
menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!" Itu suatu pertanda bahwa
anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah
dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.
Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah radar akan
keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya
dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang
tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa
manusia hidup. Dalam lagu "untuk apa" ada lirik yang berbunyi
"aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan". Dan bagian lirik
itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi
ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam
keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting,
karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat
pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah
lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun
masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat
jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya
sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
2.4. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
ia tidak percaya pada din sendiri
saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau
berita itu kurang dapat dipercaya
Bagaimana juga kita hams percaya kepada pemerintah
kita hams percaya akan nasehat-nasehat kyai itu,
karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Quran
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita
dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar
kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang,
bukan karena merupakan basil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari
orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan alas orang lain itu
disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi
masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut
kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu
makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang
dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak
langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi
besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak
berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak her agama
menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima
dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia.
Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai anti khusus bagi hidupnya. la
merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia
selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar,
bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat
mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan,
"sekali lancung ke ujian, selama hidup orang talc percaya", karena
itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian,
dan kedukaan.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan
"jalan utama delapan rang". Yang isinya, agar setiap pemeluknya
memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata peruaharian yang
benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami
duka, kegelisahan, dan ketidakpastian.
Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam
agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha
mencari mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya
"filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai
berikut :
1)Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila
pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pemyataan-pemyataan
sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia.
Paul akan mati
2)Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung pemyataan itu berkomnponden
(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pemyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3)Teori pragmatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria
apakah pemyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang
selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindalc, berbuat,
berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan
langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak
mempercayainya lagi.
2.5. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran
adalah manusia.
1. Kepercayaan pada
diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan
setiap pribadi manusia. Percaya pada did sendiri pada hakekatnya percaya pada
Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada din sendiri, menganggap dirinya tidak salah,
dirinya menang, dirinya mampu mengerjalcan yang diserahkan atau dipercayakan
kepadanya.
2.Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya
kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain
itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan
kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu
dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji
kepada orang lain.
3.Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika,
filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari
Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau
setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah
ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh
Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan
adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat
itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai
seorang (individu) tak berarti. Orang, mempunyai arti hanya dalam masyarakat,
negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak
pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang
mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, is hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan
teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan
adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara
percaya kepada negara/pemerintah.
4.Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat
penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi
diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab
tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu
jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia hams
percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan
atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta
seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan
pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk
meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi
kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan
meningkatkan ibadah
b)meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c)meningkatkan kecintaan kita kepada sesama
manusia dengan jalan suka menolong, dennawan, dan sebagainya
d)mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang
berlebihan
e)menekan perasaan negatif seperti iri, dengki,
fiinah, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap
manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan
berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai
harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang
yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita.
Harapan berasal dan kata harap yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintang. Harapan bukan hanya terucap dari mulut saja melain dan
dengan usaha dan doa, tanpa usaha dan doa pasti harapan terbuang dengan
sia-sia. Harapan juga, harus dibarengi oleh rasa optimis karena optimis adalah
factor mengharapkan sesuatu yang terbaik dari situasi tertentu.
3.2. Saran
Diharapkan
setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan pentingnya menjaga
kebudayaan yang ada di masyarakat, karena masuknya budaya asing yang buruk di
negeri ini, banyak sekali penyimpangan penyimpangan yang melanggar norma norma
dalam kehidupan. Melalui makalah ini penulis menghimbau untuk melestarikan
kembali budaya budaya tradisional yang hampir punah seiring berjalannya waktu.
DAFTAR PUSTAKA