Sabtu, 18 Juni 2016

HOPE IS A DREAM THAT NEVER SLEEP
            Harapan. Banyak sekali orang bisa bilang mereka menggantungkan hidup ini pada harapan, berdoa dan berdoa berharap kehidupan ini membaik dan membaik dan tak jarang juga manusia sangat percaya pada harapan.
Let me tell you about the hope my friend.
Kisah ini akan Aku ceritakan sebenarnya saat Aku berumur 55 atau 60 tahun nanti, insha Allah. Ketika nanti tubuh tidak bisa diajak bersahabat bekerja keras di kantor dan ketika itulah nanti Aku akan beristirahat dengan menuliskan semua perjalanan hidup Aku.
Saat itu Aku berusia 14 tahun, cerita ini dimulai saat itu nenek meninggal dunia. Mulai hari itu Aku memulai kehidupan dengan berjuang dan harapan. Jauh sebelum hari meninggalnya nenek, ibu telah berangkat ke kampung (Malang) untuk menjenguk nenek. Kira kira 2 minggu disanalah, ketika nenek bilang semua baik baik saja, Ibu pulang dengan perasaan waswas. Ternyata firasat seorang ibu itu memang kuat. Ibuku tiba di rumah pukul 02.00 WIB dan Nenek meninggal 04.00 WIB. Teman, waktu memang bisa membunuh orang kapan saja, pada saat itu totally Ibuku berubah menjadi sosok yang keras terhadapku.
Ya, benar sekali penyebabnya karena ketidak kuatannya seseorang membendung kehilangan. Aku belum tau apa apa soal kehilangan pada saat itu, tapi yang aku tahu kehilangan benar benar menyedihkan hingga bisa mengubah sosok ibu yang penyayang menjadi sosok yang keras terhadap anaknya.Mulai saat itu Aku yang terbiasa riang gembira mulai murung dengan keadaanku. Oh iya, Aku adalah anak yang berprestasi baik, selama SD aku berperingkat 1 selalu dan selama SMP aku tak pernah keluar dari ranking 10 besar. Saat SMA beda cerita.
SMA itu masa terbahagia yang pernah ada dalam hidup ini. Bagiku mungkin. Dimasa ini semua anak itu remang remang, meraba raba. Ada yang dewasa katanya, bijak katanya, dan lain lain. Namun masa SMA itu lucu teman, Menyenangkan pernah ada di SMA merasakan sakitnya patah hati, senangnya cinta pertama, dimarahi guru, bolos jam pelajaran, bercandaan dengan teman lalu diusir semua ada dalam memori kisah masa SMA.
SMA itu adalah masa pertama dalam masa harapan, saat itu aku berharap aku akan menjadi seorang direktur pertamina karena sebuah tugas makalah yang menuntutku untuk bermimpi mau apa kedepannya. Ditengah tengah hidupku yang penuh kekerasan, aku berusaha untuk mewujudkannya meskipun sebenarnya dalam hatiku aku ingin sekali menjadi sosok lain. Saat UN datang dan hasilnya selesaipun masih banyak pekerjaan rumah untuk memperbaiki diriku sendiri. Aku yang gagal di SBMPTN, aku yang gagal di UM UGM, aku yang diposisi cadangan no 4 di Politeknik Negri Malang, aku yang diposisi cadangan no 8 di Universitas Brawijaya dan aku yang diposisi cadangan 1 di ITS. Itulah kenapa dibeberapa tempat orang dapat mengartikan harapan sebagai hal yang akan membuatmu bingung mau mengejar apa.

Hari itu hari paling menyedihkan bagiku, gagal disemua universitas negri, tidak ada teman, tidak ada support dari keluarga, sendiri dalam hening serta gagal yang menghantui. Akhirnya aku sadar bahwa kehidupan itu hampir 75% nya gagal. Keyakinan itu timbul dan disanalah aku mulai berharap aku akan menjadi pribadi yang baik. Saat ini aku meniti karir ku di Universitas Gunadarma dan tulisan ini akan sempurna saat aku lulus dengan nilai baik, dapat kerja, mapan, dan menjadi orang sukses. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar